MANUSIA DAN PENDERITAAN
Manusia
dan Penderitaan
Makalah
Ilmu Budaya Dasar
Disusun
Oleh :
Kelompok 5
Peni
Dwidowati (15215331)
Ratna
Ningrum (15215680)
Warih
Purwani (17215110)
1
E A 3 3
S1
Manajemen
Universitas
Gunadarma
2015
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Dalam suatu kehidupan
Penderitaan merupakan suatu kenyataan atau realitas. Karena penderitaan yang
banyak jenisnya. Setiap manusia atau orang pasti pernah mengalami sebuah
penderitaan, entah itu penderitaan fisik, penderitaan batin, penderitaan
materi atau apapun itu. Namun, setiap manuasia atau orang memiliki sudut
pandang atau anggapan yang berbeda – beda dalam memandang suatu penderitaan
yang timbul dalam kehidupannya.
Mental ialah
hal-hal yang berkaitan dengan psycho atau kejiwaan yang dapat mempengaruhi
perilaku individu. Secara sederhana mental dapat dipahami sebagai sesuatu yang
berhubungan dengan batin dan watak atau karakter, tidak bersifat jasmani (badan).
Setiap perilaku dan ekspresi gerak-gerik individu merupakan dorongan dan
cerminan dari kondisi (suasana) mental. Oleh karena itu mental sangat berperan penting dalam kehidupan.
1.1.
Identifikasi Masalah
1.2.1. Rumusan
masalah
1.
Apa
pengertian kekalutan mental?
2.
Apa
saja gejala seseorang mengalami kekalutan mental?
3.
Apa
sebab – sebab seseorang mengalami kekalutan mental?
4.
Apa
saja tahap – tahap gangguan kejiwaan?
5.
Apa
pengertian penderitaan dan perjuangan?
6.
Apa
sebab – sebab penderitaan?
7.
Apa
pengaruh penderitaan, media masa, dan seniman?
8.
Apa
saja pengaruh jika seseorang mengalami penderitaan?
1.2.2. Pembatasan
Masalah
Kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan
kejiwaan akibat ketidkmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi
sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar. Gejala-gejala
permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
a. Nampak
pada jasmani yang sering merasakan pusing , sesak napas, demam, nyeri pada
lambung
b. Nampak
pada kejiwaan dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah
marah.
Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya
meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan
hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada dan disertai
doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka. Manusia hanya
merencanakan dan Tuhan yang menentukan.
1.2.3. METODE
PENULISAN
Metode penulisan dalam pembuatan
makalah ini ialah dengan menggunakan metode study pustaka. Dimana pengumpulan informasi yang dibutuhkan dilakukan dengan mencari
referensi-referensi (petunjuk, arahan, saran) yang berhubungan dengan penulisan
yang dilakukan, Referensi dapat diperoleh dari pemanfaatan media seperti
internet.
1.2.
Tujuan Penulisan
Tujuan
penulisan yang kami lakukan ialah untuk:
1.
Melengkapi
tugas mata kuliah SOFT SKILL “IBD”
2.
Mengetahui
lebih dalam arti kekalutan mental, gejala – gejala seseorang mengalami
kekaluatan mental, sebab – sebab seseorang mengalami kekalutan mental, Penderitan dan pengaruh jika
seseorang mengalami penderitaan.
3.
Memberikan informasi dan wawasan
terkait dengan pengaruh penderitaan, media masa, dan seniman.
4.
Memberikan penjelasan tentang
faktor-faktor positif dan negatif dari efek penderitaan.
1.3.
MANFAAT PENULISAN
Adapun
manfaat penulisan makalah ini bagi kami khususnya ialah:
1.
Melengkapi
Tugas Mata Kuliah SOFT SKIL “Ilmu Budaya Dasar
(IBD)”
2.
Sebagai
suatu pengenalan, serta pengalaman baru terhadap kajian yang belum penulis
teliti sebelumnya.
3.
Penulis
Mengetahui dan memahami tentang Kekalutan mental dan Penderitaan.
4.
Penulis
Dapat Memberikan Kontibusi (masukan) suatu Informasi Kepada Pembaca tentang
kekalutan mental, gejala – gejala seseorang mengalami kekaluatan mental, sebab
– sebab seseorang mengalami kekalutan mental, tahap – tahap kejiwaan, dan
penderitaan.
5.
Penulis
dapat berlatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber.
6.
Penulis
dapat berlatih untuk membuat suatu makalah dengan sistematika penulisan yang
baik dan benar.
7.
Dikaren
akan ini tugas kelompok, penulis mendapatkan ilmu tentang bagaimana cara
bekerjasama yang baik, serta menumbuhkan rasa kebijaksanaan dalam member dan
menerima saran, pendapat, serta masukan.
Bab 2
LANDASAN TEORI
2.1 KEKALUTAN
MENTAL
Penderitaan batin dalam ilmu
psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan
mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan
seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan
bertingkah secara kurang wajar.
Gejala-gejala permulaan bagi
seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
a. Nampak
pada jasmani yang sering merasakan pusing , sesak napas, demam, nyeri pada
lambung
b. Nampak
pada kejiwaan dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah
marah.
Tahapan-tahapan
gangguan kejiwaan adalah :
a. Gangguan
kejiwaan Nampak dalam gejala-gejalan kehidupan si penderita baik jasmani maupun
rokhaniahnya.
b. Usaha
mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara
bertahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita gangguan kejiwaan bila
menghadapi persoalan justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan
perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dalam persoalan, tetapi melawan atau
memecahkan persoalan.
c. Kekalutan
merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami
gangguan.
Sebab-sebab
timbulnya kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut
:
a. Kepribadian
yang lemah akibat kondisi jasmani atau mentak yang kurang sempurna; hal-hal
tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri yang secara
berangsur-angsur akan menyudutkan kedudukannya dan menghancurkan mentalnya.
b. Terjadinya
konflik sosial budaya, akibat norma berbeda antara yang bersangkutan dengan
yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi;
misalnya orang pedesaan yang berat menyesuaikan diri dengan kehidupan kota,
orang tua yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang jauh berbeda dari
masa jayanya dulu.
c. Cara
pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap
kehidupan sosial; over acting sebagai overcompensatie.
Proses-proses
kekalutan mental disebabkan oleh
terdorongnya faktor-faktor yang dialami oleh seseorang :
1. Positif
: Trauma (luka jiwa) yang dialami dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap
survive dalam hidup,misalnya melakukan sholat tajahud waktu malam hari untuk
memperoleh ketenangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan yang
dihadapinya ataupun melakukan kegiatan positif setelah kejatuhan dalam
kehidupan.
Negatif : Trauma yang
dialami dipelarutkan atau diperturutkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat
tidak tercapainya apa yang diinginkan.
2.2.
Penderitaan
dan Perjuangan
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia,
artinya sudah menjadi konsekuensi manusia hidup, bahwa manusia hidup
ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu
manusia hidup tidak boleh pesimis yang menganggap hidup sebagai rangkaian
penderitaan. Manusia harus optimis, ia harus berusaha mengatasi kesulitan
hidup. Allah telah berfirman dalam surat Arra’du ayat 11, bahwa Tuhan tidak
akan merubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang berusaha
merubahnya.
Pembebasan dari penderitaan pada
hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi
tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada dan
disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka. Manusia
hanya merencanakan dan Tuhan yang menentukan.
2.3.
Penderitaan,
Media Masa dan Seniman
Dalam dunia modern
sekarang ini kemungkinan terjadi penderitaan itu lebih besar. Hal ini telah
dibuktikan dengan kemajuan teknologi dan sebagainya mensejahterakan manusia dan
sebagian lainnya membuat manusia menderita.
Media Massa merupakan alat yang paling
tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara
cepat kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk
menentukan sikap antara sesama manuisa terutama bagi yang merasa simpati.
Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui
karya seni, sebagai contoh bagaimana penderitaan anak bernama Arie Hangara yang
mati akibat siksaan orang tuanya sendiri yang difilmkan dengan judul “Arie
Hangara”
2.4.
Penderitaan
dan Sebab-Sebabnya
A. Penderitaan yang timbul karena
perbuatan buruk manusia
Penderitaan yang menimpa manusia
karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesame manusia dan
hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut nasib
buruk. Nasib buruk ini dapat memperbaiki manusia supaya menjadi baik. Dengan
kata lain, manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya.
A. Penderitaan yang timbul karena
penyakit, siksaan, atau azab Tuhan
Penderitaan manusia
terjadi akibat penyakit atau siksaan/azab Tuhan. Namun, kesabaran, tawakal, dan
optimism dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu. Banyak
contoh kasus penderitaan semacam ini yang dialami manusia.
2.5.
Pengaruh
Penderitaan
Orang yang mengalami penderitaan
mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya :
Sikap
negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, rasa kecewa, putus asa, ingin
bunuh diri. Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa “sesal dahulu pendapatan,
sesal kemudian tak berguna”, “nasi sudah menjadi bubur”. Kelanjutan dari sikap
negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin atau tidak mau kawin,
tidak punya gairah hidup.
Sikap positif yaitu sikap optimis
mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukanlah rangkaian penderitaan, melainkan
perjuangan membebaskan diri dari penderitaan dan penderitaan itu adalah hanya
bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak paksa, ia berjuang
menentang kekerasan, dan lain-lain.
Bab
III
Analisis
Masalah
Setiap
manusia pada umumnya pernah mengalami penderitaan yang berat maupun ringan.
Penderitaan timbul karena perbuatan yang dilakukan oleh diri sendiri dan
penderitaan yang timbul karena penyakit atau azab dari Tuhan. Penderitaan yang
menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan
sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya, sementara
penderitaan manusia terjadi akibat penyakit atau siksaan/azab Tuhan. Namun,
kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi
penderitaan itu. Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh
pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa
sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena
tidak bahagia, rasa kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap positif yaitu
sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukanlah rangkaian
penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan dan
penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan.
Dalam
analisis atau pandangan kami dalam penderitaan fisik contohnya pertama ialah
cacat yang dialami seseorang yaitu seperti lahirnya seorang bayi dengan keadaan
cacat fisisk (tanpa tangan / kaki,penyakit bawaan ,dll). Contoh lain dalam
warta berita liputan6.com, Jakarta - Ketiga pembantu rumah tangga (PRT) Yani
Mulyaningsih, Casti alias Asih dan Resti masih menjalani pemeriksaan di kantor
polisi. Mereka mengaku trauma terhadap kekerasan fisik yang kerap dialami.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Jumat (19/12/2014), di hadapan penyidik mereka menyatakan enggan kembali bekerja di rumah sang majikan. Ketiga PRT ini juga menceritakan perlakuan sang majikan yang ringan tangan.
Poonam, sang majikan perempuan
hingga kini masih menjalani pemeriksaan di Polsek Metro Tanjung Priok, Jakarta
Utara. Sejauh ini ia masih berstatus terlapor, meski ada bukti kuat terkait
tindak kekerasan yang diduga dilakukannya.
Kasus ini terungkap menyusul pelarian Yani,
karena tak kuat dengan sikap sang majikan yang kerap melakukan tindak
kekerasan.
Manusia
adalah makhluk berbudaya, dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi
penderitaan yang dialaminya. Hal ini membuat manusia itu kreatif, baik bagi
penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat atau mengamati
penderitaan. Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan
kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam
alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada dan disertai doa kepada
Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka. Dalam dunia modern sekarang
ini kemungkinan terjadi penderitaan itu lebih besar. Hal ini telah dibuktikan
dengan kemajuan teknologi dan sebagainya mensejahterakan manusia dan sebagian
lainnya membuat manusia menderita. Beberapa sebab lain yang menimbulkan
penderitaan manusia ialah kecelakaan, bencana alam, bencana perang, dan
lain-lain. Berita mengenai penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran
koran, layar TV, pesawat radio, dengan maksud supaya semua orang yang
menyaksikan ikut merasakan dari jauh penderitaan manusia. Dengan demikian
masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara sesama manuisa
terutama bagi yang merasa simpati.
Bab IV
Penutup
1.1.
Kesimpulan
Penderitaan
merupakan suatu kodrat yang pasti dialami oleh semua umat manusia. Penderitaan
tersebut bermacam-macam, seperti penderitaan fisik, penderitaan batin,
penderitaan materi, dll. Imbas dari penderitaan tersebut dapat berakibat
kekalutan mental. Bagi orang yang tidak
mampu menerima penderitaan ini, akan menjadi stress dan gangguan jiwa. Namun
bagi yang mampu menerimanya, mereka akan melakukan hal-hal yang positif dan
mengatasi semua kesulitan hidup tersebut disertai dengan berdoa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, serta berusaha untuk bangkit dari keterpurukan.
Penderitaan yang terjadi pada manusia timbul karena
perbuatan buruk manusia itu sendiri, timbul karena penyakit, siksaan atau azab
dari Tuhan.
Dari penjelasan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa
orang-orang yang mengalami penderitaan akan memperoleh pengaruh positif dan
negatif dari orang-orang disekililingnya. Sikap positif yaitu optimis mengatasi
penderitaan hidup, sedangkan negatif dapat berupa penyesalan karena tidak
bahagia, rasa kecewa, putus asa, dan ingin bunuh diri.
Penderitaan yang telah dijelaskan sebelumnya merupakan
imbas dari kekalutan mental yang begitu besar. Adapun proses-proses kakalutan
mental dapat disebabkan oleh terdorongnya faktor-faktor yang dialami oleh
seseorang, yaitu: 1). Faktor Positif; Trauma yang dialamai dijawab dengan
melakukan sholat tahajud di malam hari. 2). Faktor Negatif; Trauma yang dialami
dapat berakibat frustasi, seperti Agresi, Regresi, Fiksasi, Proyeksi,
Identifikasi, Narsisme, dan Autisme. Pada kualitas hidup manusia. Jika hal ini dapat
dilaksanakan, maka kita merupakan orang yang bijak dalam menghadapi masalah
(penderitaan), yaitu dapat mempertahankan diri dengan cara yang positif, serta terhindar dari gangguan jiwa atau
stress yang berkepanjangan.
1.2.
Saran
Penderitaan tidak dapat dihindari, oleh karena itu,
hadapilah penderitaan apapun dengan ikhlas dan tabah, dan selalu mendekatkan
diri pada sang Pencipta. Disamping itu,
penderitaan dapat dihindari dengan mengenali gejala dalam kekalutan mental, dan
penyebab penderitaan, serta pengaruhnya pada kualitas hidup manusia. Jika hal ini dapat dilaksanakan,
maka kita merupakan orang yang bijak dalam menghadapi masalah (penderitaan),
yaitu dapat mempertahankan diri dengan cara yang positif, serta terhindar dari gangguan jiwa atau
stress yang berkepanjangan.
DAFTAR
PUSTAKA
Koentrajaningrat (Ed). 1975. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta:
Jambatan
Widoyo
Nugroho. 1996. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Gundarama
Komentar
Posting Komentar